Apakah DNA saja sudah cukup?

Telah selang beberapa tahun sejak diluncurkanya Human Genome Project hingga manusia dapat memetakan DNAnya sendiri. Setelah itu dimulailah ratusan penelitian yang mengkaitkan DNA dengan beragam pesan biologis, kemunculan fenotipe hingga keterkaitanya dengan penyakit kompleks. Sebagian puas dengan hasilnya, namun beberapa peneliti kemudian menemukan beragam pertanyaan yang tidak sanggup dijawab hanya dengan melihat urutan basa asam nukleat saja. Mereka lalu bertanya, apakah hanya DNA saja yang bertanggung jawab terhadap penyampaian beberapa informasi biologis yang dijumpai pada makhluk eukarioteka kompleks seperti manusia? Dan baru beberapa tahun belakangan ini para ahli menemukan jawabanya yaitu TIDAK.

Perlu diketahui bahwa DNA manusia terlipat dan disimpan dengan rapat dalam sebuah rangkaian. Rangkaian ini memungkinkan tersimpanya ribuan gen yang mengkode beragam kode dalam sistem biologis di dalam sebuah inti sel yang berukuran sangat terbatas. DNA manusia tersimpan bersama beberapa jenis protein termasuk di dalamnya histon. Komposisi ini kemudian menyusun sebuah kromatin. Secara umum sebuah histon tersusun atas beberapa buah molekul nukleosome. Di dalam setiap nukleosome terdapat untai DNA yang mengitari sebuah protein yang disebut sebagai histon. Disinilah sistem pengaturan ekspresi DNA mulai dapat dilakukan. Peran struktur kromatin dalam mengatur beragam sinyal transkripsi bertumpu pada histon. Dan perubahan yang terjadi pada histon mampu memengaruhi ekspresi dari untai DNA yang berada di sekitarnya.

Sumber : Thomas Jenuwin dan David Allis. 2001. Translating the histone code. Science, 293, 1074-1080.

Comments
2 Responses to “Apakah DNA saja sudah cukup?”
  1. Sr. Alfonsine CB berkata:

    Kami perlu penjelasan kontemporer tentang nutrigenomik

Tinggalkan Balasan ke Sr. Alfonsine CB Batalkan balasan